- Serangan siber terhadap situs-situs pemerintah Prancis terkait dengan reaksi atas penangkapan Pendiri Telegram.
- Penahanan Durov menimbulkan kekhawatiran tentang kebebasan perangkat lunak dan komunikasi di Eropa.
Sesuai dengan postingan CNF kemarin, miliarder kelahiran Rusia yang merupakan pendiri dan pemilik Telegram, Pavel Durov, ditangkap di bandara Le Bourget pada hari Sabtu (24 Agustus).
Setelah itu, beberapa situs web pemerintah Prancis, termasuk situs web Pengadilan Administratif Paris dan Departemen Kesehatan Prancis, menjadi offline karena serangan DDoS.
Entropia Intel mengonfirmasi dalam sebuah tweet baru-baru ini bahwa serangan siber menargetkan beberapa situs web Prancis, yang diduga terkait dengan peretas pro-Rusia, setelah penangkapan CEO Telegram Pavel Durov di Prancis.
• Cyberattacks target multiple French websites, linked to pro-Russian hackers following the arrest of Telegram CEO Pavel Durov in France – [EI] pic.twitter.com/OeQ6jhLfT0
— Entropia Intel (@EntropiaIntel) August 26, 2024
Serangan ini diyakini terkait dengan kelompok peretas Rusia dan mungkin merupakan respons terhadap penangkapan Durov pada 24 Agustus.
Namun, Durov belum secara resmi didakwa dengan kejahatan apa pun dan ditahan hingga 28 Agustus untuk diinterogasi terkait dugaan aktivitas ilegal oleh seseorang yang tidak disebutkan namanya di Telegram.
Situasi ini telah memicu kekhawatiran tentang dampak potensial pada perangkat lunak dan kebebasan komunikasi di Eropa. Saat ini, menurut data CoinMarketCap, Toncoin (TON) diperdagangkan pada US$5,38, turun 5,66% dalam satu hari terakhir dan 21,70% dalam satu minggu terakhir. Lihat grafik harga TON di bawah ini.