AD
AD
  • Peretas mengembalikan US$19,2 juta kripto yang dicuri ke dompet yang terkait dengan pemerintah AS setelah melakukan pencucian dana melalui bursa.
  • FBI memperingatkan meningkatnya ancaman peretas Korea Utara yang menargetkan perusahaan-perusahaan kripto dengan menggunakan rekayasa sosial canggih.

Industri kripto diguncang pada 24 Oktober 2024, ketika peretas secara efektif mencuri sekitar US$20 juta aset kripto dari dompet yang terhubung dengan pemerintah AS. Dilacak bergerak dari dompet yang sebelumnya tidak aktif yang terkait dengan pelanggaran Bitfinex 2016, pencurian tersebut termasuk Ethereum (ETH), USDT, USDC, dan aUSDC.

Dari platform Aave DeFi, para peretas pertama kali menyedot US$1,25 juta dalam USDT dan US$5,5 juta dalam USDC. Pembayaran tambahan masuk ke dompet baru dengan total US$13,7 juta dalam USDC dan US$446.000 dalam ETH. Untuk menghindari penemuan, para peretas kemudian mengalirkan uang tersebut melalui bursa lain dan akun yang lebih kecil.

Keputusan Peretas yang Tak Terduga Menimbulkan Pertanyaan

Tanpa diduga, detektif blockchain ZachXBT menemukan bahwa peretas telah mengembalikan US$19,2 juta kembali ke dompet asli yang terkait dengan pemerintah AS. Tindakan tak terduga ini menimbulkan beberapa pertanyaan tentang alasan yang mendasari pengembalian tersebut.

Meskipun aset tertentu tetap tidak teridentifikasi, karena beberapa kripto yang dicuri sebelumnya ditransfer ke bursa termasuk Switchain, HitBTC, dan N Exchange, uang yang diambil berisi 2.408 ETH dan 13,19 juta aUSDC.

Alasan peretas memilih untuk mengembalikan sejumlah besar uang masih belum diketahui, yang memicu minat dalam penyelidikan saat ini.

Peristiwa ini juga bertepatan dengan meningkatnya kekhawatiran tentang teknik siber canggih, termasuk upaya rekayasa sosial yang terhubung dengan entitas Korea Utara.

Menurut CNF, setelah peretas Korea Utara menargetkan emiten ETF Bitcoin dan beberapa perusahaan kripto, FBI mengeluarkan peringatan. Insiden ini menyoroti lingkungan ancaman yang meningkat dalam industri mata uang kripto, di mana peretasan bahkan terhadap dompet yang terkait dengan pemerintah tidak terkecuali.

Muhammad Syofri Ardiyanto is an active forex and crypto trader who has been diligently writing the latest news related to the digital asset sector for the past six years. He enjoys maintaining a balance between investing, playing music, and observing how the world evolves. Business Email: info@crypto-news-flash.com Phone: +49 160 92211628

Exit mobile version