- Andrew Kang menggandakan posisi long Bitcoin senilai US$200 juta saat pasar sedang tidak menentu.
- Data on-chain menunjukkan tekanan jual bisa meningkat meski cadangan Bitcoin di bursa terus turun.
Bukan cerita biasa kalau ada investor besar berani menaruh taruhan sebesar ini di tengah kondisi pasar yang masih naik-turun. Andrew Kang, pendiri Mechanism Capital, baru saja menempatkan posisi long leverage senilai total US$200 juta untuk Bitcoin.
Dua kali masuk dengan masing-masing sekitar US$100 juta, dan semuanya dipasang saat sinyal pasar sedang tak pasti. Posisi ini terungkap lewat data dari Arkham Intelligence, yang menghubungkan dua transaksi besar tersebut ke dompet yang dikenal terafiliasi dengan Kang.
ANDREW KANG’S BIG LONG
Andrew Kang just doubled his Bitcoin position.
He is now long $200M of $BTC with a PnL of $6.8 MILLION pic.twitter.com/uydZtiXpYq
— Arkham (@arkham) April 12, 2025
Coba bayangkan kalau kamu bertaruh dua kali lipat di meja poker, sementara sebagian pemain mulai mundur perlahan. Itulah kira-kira yang dilakukan Kang. Posisi pertamanya terjadi pada 9 April lalu, berdekatan dengan unggahan Donald Trump di media sosial soal “waktu yang tepat untuk membeli.”
Tak lama setelah itu, pemerintah AS mengumumkan penundaan tarif global selama 90 hari. Kombinasi kejadian ini semacam “Trump put” versi baru—sinyal bahwa pasar mungkin didorong oleh sentimen politik, bukan semata-mata fundamental. Buat Kang, momen ini rupanya dianggap cukup menarik untuk menggandakan taruhannya.
Pergerakan Bitcoin Dipengaruhi Sentimen dan Cadangan Bursa
Namun demikian, tak semua orang seoptimis Kang. CEO CryptoQuant, Ki Young Ju, bahkan menyebut kalau siklus bull market Bitcoin mungkin sudah berakhir.
Menurutnya, perbedaan antara market cap dan realized cap menunjukkan adanya tekanan jual yang tinggi, dan modal baru yang masuk belum cukup kuat untuk mendorong harga lebih tinggi. Ini jadi semacam peringatan bahwa lonjakan harga tak akan semudah yang dibayangkan.
Lebih lanjut lagi, data on-chain mendukung sinyal pasar yang agak ambigu. Long-term holders cenderung menahan Bitcoin mereka, artinya mereka belum tertarik untuk menjual.
Tapi di sisi lain, simpanan bersih di bursa justru meningkat dibanding rata-rata tujuh hari—tanda bahwa tekanan jual bisa saja menguat. Tambahkan lagi, para penambang juga mulai menjual dalam tingkat sedang dibanding rerata setahun mereka.
Di tengah kondisi ini, cadangan Bitcoin di bursa mencapai titik terendah dalam beberapa tahun terakhir. Banyak investor yang memindahkan aset mereka ke dompet pribadi. Ini biasanya jadi sinyal positif jangka panjang karena mengurangi potensi tekanan jual dadakan. Tapi, ya, tidak selalu sejalan dengan kondisi jangka pendek yang masih rawan fluktuasi.
Ketidakpastian Politik Bisa Jadi Peluang
Di sisi lain, latar belakang geopolitik ikut menambah warna. CNF sebelumnya melaporkan bahwa kebijakan dagang dari Trump punya potensi memicu gejolak ekonomi global, bahkan bisa menyeret pada krisis finansial jangka pendek.
Dalam konteks seperti ini, Bitcoin sering kali tampil sebagai penyelamat alternatif. Aset digital ini dianggap lebih tahan terhadap manuver politik dan bisa berfungsi sebagai pelindung nilai ketika dunia sedang tidak baik-baik saja.
Kang tampaknya membaca arah angin ini lebih cepat dari kebanyakan orang. Meski belum tentu semua analis setuju, langkah besar ini setidaknya menunjukkan bahwa masih ada pemain besar yang percaya Bitcoin belum selesai. Entah itu strategi jitu atau taruhan nekat, yang jelas semua mata kini tertuju pada hasil akhirnya.