- AS memimpin penambangan Bitcoin dengan 36% dari hashrate global, sementara Texas menyumbang 17%, tetapi cuaca ekstrem mengganggu operasi.
- Para penambang di Texas menghadapi pemadaman listrik karena cuaca dingin yang ekstrem, yang menyebabkan penyesuaian kesulitan negatif pertama Bitcoin dalam empat bulan terakhir.
Menurut estimasi terbaru Luxor, pada Januari 2025, Amerika Serikat menyumbang sekitar 36% dari hash rate penambangan Bitcoin global. Dengan Texas sebagai salah satu kontributor utama, angka ini menunjukkan bagaimana AS terus menguasai sektor ini.
Texas menyumbang sekitar 17% dari penambangan Bitcoin global, menjadikannya pusat utama di AS. Para penambang berduyun-duyun datang ke sana untuk mendapatkan energi yang murah, sumber daya yang cukup, dan peraturan yang mendukung. Tetapi sektor pertambangan sangat menderita akibat badai besar yang baru-baru ini melanda daerah tersebut.

Pada tanggal 26 Januari 2025, suhu yang sangat dingin mendorong para penambang Bitcoin di Texas untuk memperlambat atau menghentikan operasi mereka, sehingga memicu penurunan tingkat kesulitan menambang yang pertama kali terjadi dalam empat bulan terakhir. Jaringan Bitcoin secara otomatis menyesuaikan tingkat kesulitan ini berdasarkan seberapa besar daya komputasi yang tersedia.

Pada dasarnya, semakin banyak penambang yang ada, maka semakin sulit menambang. Namun jika cukup banyak yang keluar, maka kesulitan akan berkurang. Kali ini, badai musim dingin memaksa banyak penambang untuk offline, sehingga menurunkan hash rate. Jadi, jaringan Bitcoin menyesuaikan tingkat kesulitan untuk menjaga waktu blok mendekati 10 menit.
Menambang Menjadi Lebih Mudah, tetapi Cuaca Tetap Menjadi Pertaruhan Besar
Bagi para penambang, hal ini merupakan pedang bermata dua. Di satu sisi, tingkat kesulitan yang menurun membuat penambangan menjadi lebih sederhana, sehingga meningkatkan peluang keuntungan mereka. Di sisi lain, gangguan operasional yang disebabkan oleh cuaca buruk dapat mengakibatkan kerugian, terutama untuk bisnis yang sebagian besar bergantung pada energi yang konsisten.
Sebagai contoh, Texas telah mengalami beberapa kali gangguan listrik dalam beberapa tahun terakhir karena badai besar. Karena banyak penambang bergantung pada pasokan listrik negara bagian, ketergantungan pada cuaca menjadi masalah tersendiri.
Namun, itu bukan segalanya. Peristiwa ini juga menekankan betapa sensitifnya sektor kripto terhadap peristiwa luar. Jika Texas – yang menghasilkan sekitar seperlima dari total hash rate dunia – mengalami pemadaman listrik, efeknya akan terasa di seluruh dunia. Hal ini semakin menggarisbawahi perlunya penyebaran lokasi penambangan untuk mengurangi risiko terkait.
Masa Depan Penambangan Bitcoin di Texas
Texas masih menjadi pilihan populer bagi para penambang Bitcoin meskipun ada kesulitan iklim. Beberapa perusahaan mengadopsi sistem yang lebih baik untuk mengelola fluktuasi energi yang disebabkan oleh badai besar. Sebagai contoh, pendinginan imersi membantu menjaga peralatan penambangan pada suhu yang stabil, bahkan ketika kondisi cuaca berubah secara dramatis.
Untuk mengurangi ketergantungan mereka pada jaringan listrik utama, beberapa perusahaan tambang juga mempertimbangkan untuk beralih ke sumber energi surya dan angin. Langkah-langkah ini tidak hanya meningkatkan ketahanan terhadap badai yang parah, tetapi juga membantu menurunkan dampak karbon dari sektor pertambangan kripto.
Blockchain dan Energi Berkelanjutan: Studi Kasus Petrobras
Di sisi lain, sektor industri lain juga menggunakan metode penambangan Bitcoin yang lebih berkelanjutan. Seperti laporan kami sebelumnya, salah satu contoh menarik datang dari perusahaan energi Brasil, Petrobras, yang menjalankan operasi penambangan Bitcoin dengan menggunakan gas yang dibakar dari ekstraksi minyak. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan penghematan energi.
Petrobras juga berkolaborasi dengan beberapa fasilitas penelitian untuk memasukkan teknologi blockchain ke dalam kegiatan mereka, sehingga membantu menurunkan emisi karbon.