AD
AD
  • DOJ menggugat Apple atas tuduhan monopoli, dengan mengatakan bahwa aturan App Store-nya merugikan persaingan dan inovasi.
  • Apple mengenakan biaya 30% untuk pembayaran aplikasi, membatasi penggunaan kripto, dan memblokir toko aplikasi alternatif.

Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) telah memulai tindakan hukum terhadap raksasa teknologi Apple, menuduh adanya pelanggaran antimonopoli terkait dengan kebijakan App Store. Didukung oleh 16 jaksa agung negara bagian, gugatan ini menuduh Apple memanfaatkan dominasinya di pasar smartphone untuk menghambat persaingan dan inovasi.

Menurut DOJ, pedoman App Store Apple dan perjanjian pengembang memberlakukan aturan yang membatasi, memaksa pengembang untuk menggunakan sistem pembayarannya dan menciptakan monopoli. Menurut gugatan tersebut, peraturan ini memungkinkan Apple untuk menaikkan harga, membatasi inovasi, dan membatasi persaingan dari metode pembayaran lain, seperti yang mengandalkan kripto.

Para ahli hukum memperkirakan pertarungan hukum yang berkepanjangan jika tuduhan DOJ terbukti benar. Kasus-kasus sebelumnya menunjukkan bahwa tuntutan hukum semacam itu dapat memakan waktu beberapa tahun untuk diselesaikan.

Tuntutan hukum semacam itu mungkin membutuhkan waktu beberapa tahun untuk diselesaikan, menurut kasus-kasus sebelumnya. Sebagai contoh, kasus yang diajukan oleh DOJ terhadap Google dimulai pada tahun 2020, tetapi baru pada tahun 2023 kasus tersebut sampai ke pengadilan. Diperkirakan akan ada lebih banyak waktu sebelum ada kompensasi yang berarti atau konsekuensi lain yang ditegakkan.

Implikasi untuk Pengembang dan Konsumen

Gugatan ini menyoroti dampak merugikan dari kebijakan Apple terhadap para pengembang dan konsumen. DOJ berpendapat bahwa biaya 30% yang harus dibayarkan oleh pengembang untuk aplikasi dan pembelian dalam aplikasi terlalu berlebihan untuk layanan atau konten yang tidak dibuat oleh Apple.

Selain itu, popularitas kripto dalam aplikasi telah terhambat oleh batasan Apple pada metode pembayaran alternatif, yang juga membatasi kegunaan beberapa platform, seperti pasar token non-fungible (NFT).

Selain itu, Apple memiliki sejarah perselisihan hukum dengan DOJ, termasuk gugatan sebelumnya pada tahun 2012 terkait harga ebook. Para analis berpendapat bahwa meskipun gugatan saat ini dapat menciptakan risiko utama bagi Apple, hal itu mungkin tidak akan langsung mengancam posisi keuangannya.

Analis Morgan Stanley berpendapat bahwa alasan-alasan fundamental lebih mungkin berdampak pada harga saham Apple lebih cepat daripada tantangan hukum yang sedang berlangsung.

Prospek keuangan Apple tidak serta merta hancur karena fokus gugatan hukum pada isu-isu terkait iPhone. Para analis menduga bahwa dampaknya terhadap retensi pengguna iPhone atau pendapatan layanan mungkin minimal bahkan dalam skenario terburuk, di mana Apple dipaksa membayar denda dan melonggarkan pembatasan pada platform iOS-nya.

Kontrol Apple atas App Store juga telah menimbulkan kekhawatiran tentang inovasi dan akses pasar. Departemen Kehakiman mengklaim bahwa Apple menghukum para pengembang yang mempertanyakan posisi monopolinya dengan memberlakukan peraturan tanpa pandang bulu.

Selain itu, pilihan dan kreativitas pengembang dan pelanggan dibatasi oleh kebijakan perusahaan mengenai dompet digital dan aplikasi web. Sementara itu, di Uni Eropa, Apple menghadapi tekanan dari Digital Markets Act untuk menawarkan mesin peramban alternatif, fungsi pembayaran, dan toko aplikasi. Namun, Apple tetap berhati-hati, mengutip kekhawatiran atas privasi dan keamanan pengguna.

Tanggapan dari Apple

Apple dengan keras membantah klaim yang dibuat dalam gugatan tersebut, dengan mengklaim bahwa gugatan tersebut “salah berdasarkan fakta dan hukum.” Perusahaan ini berpendapat bahwa dengan memberikan pemerintah kontrol yang berlebihan terhadap desain teknologi, kasus ini menciptakan preseden yang berisiko. Namun, tekanan regulasi dari Uni Eropa telah memaksa Apple untuk menyediakan toko aplikasi, metode pembayaran dan mesin peramban alternatif.

Berita tentang gugatan ini segera memengaruhi pasar saham, karena saham Apple turun 4% pada hari rilis. Meskipun saham tidak banyak bergerak selama perdagangan setelah jam kerja, para investor kemungkinan besar akan terus memantau proses hukumnya.

Annjoy Makena adalah seorang penulis berprestasi dan bersemangat yang mengkhususkan diri dalam dunia yang menarik dari kriptokurensi. Dengan pemahaman mendalam tentang teknologi blockchain dan implikasinya, ia berdedikasi untuk menjelaskan konsep-konsep kompleks dan memberikan wawasan berharga kepada para pembaca.

Exit mobile version