- PBB mengadopsi teknologi blockchain dengan DAO percontohan untuk meningkatkan tata kelola, termasuk manajemen aset digital.
- Inisiatif DAO dan blockchain PBB menyoroti inovasi dalam tata kelola publik, dengan partisipasi bank-bank sentral global.
Inisiatif PBB untuk membentuk Organisasi Otonomi Terdistribusi (DAO) di bawah Forum Tata Kelola Internet (IGF) merupakan perkembangan yang menarik dalam dunia tata kelola digital dan teknologi blockchain .
dapatkah Anda membayangkan sebuah badan yang berpengaruh seperti PBB mengeksplorasi penggunaan blockchain dan prinsip-prinsip DAO untuk struktur tata kelola? Ini merupakan sebuah indikasi yang jelas mengenai bagaimana teknologi blockchain mendapatkan tempat tidak hanya di sektor swasta, tetapi juga di ranah publik.
IGF telah membentuk sebuah kelompok, yang disebut Dynamic Coalition (DC), yang akan bertindak sebagai kelompok kerja independen. Koalisi ini akan fokus pada Blockchain Assurance Standardisation (BAS), yang mencakup spektrum yang lebih luas daripada hanya DAO. Diharapkan untuk menggunakan DAO untuk mengatur tata kelola mereka sendiri, menghasilkan laporan dan pedoman yang dapat meletakkan dasar untuk implementasi blockchain di masa depan dalam tata kelola publik.
Salah satu pemimpin proyek ini adalah Dino Cataldo Dell’Accio, yang juga merupakan CIO dari Dana Pensiun Staf Gabungan PBB. Menurut Dell’Accio, inisiatif ini merupakan langkah penting untuk membangun model tata kelola yang inovatif dan aman, dengan memanfaatkan teknologi blockchain untuk kepentingan organisasi sektor publik.
Fokus UN IGF DC-BAS pada kolaborasi, transparansi, dan adopsi yang bertanggung jawab atas teknologi yang sedang berkembang merupakan cerminan dari komitmen PBB terhadap inovasi teknologi dalam tata kelola pemerintahan.
Topik penelitian koalisi ini meliputi manajemen aset digital, identitas, aksesibilitas dan keamanan blockchain, dan penggunaan teknologi untuk pembangunan ekonomi dan investasi. Yang menarik di sini adalah beragamnya pemangku kepentingan yang terlibat dalam proyek ini.
Perwakilan dari dua bank sentral, Brasil dan Nigeria, serta staf dari kementerian pemerintah di Nigeria, Amerika Serikat, Inggris, Uni Emirat Arab, dan Vietnam, ikut serta dalam upaya ini. Proyek ini dikoordinasikan oleh Asosiasi Blockchain Pemerintah.
Inisiatif ini tidak hanya menyoroti pentingnya CAD di panggung global, tetapi juga menyoroti bagaimana organisasi internasional secara aktif mengakui dan merangkul teknologi blockchain untuk meningkatkan proses tata kelola mereka .
Penciptaan DAO oleh PBB ini dapat mengantarkan era baru dalam tata kelola digital, di mana transparansi, kolaborasi, dan efisiensi menjadi pilar struktur pengambilan keputusan dalam organisasi publik secara global.
Langkah PBB untuk mengadopsi DAO dan prinsip-prinsip blockchain ini merupakan pergeseran yang signifikan dalam persepsi dan penggunaan teknologi ini di sektor publik. Dengan mengeksplorasi bentuk-bentuk baru tata kelola digital ini, PBB tidak hanya merangkul inovasi teknologi, tetapi juga membuka jalan bagi pemerintah dan organisasi publik lainnya untuk mengikutinya.
Proyek ini dapat menjadi katalisator untuk perubahan yang lebih luas dalam cara organisasi internasional dan pemerintah berinteraksi dan mengambil keputusan di masa depan.