- Meskipun pasokan meningkat, stablecoin sebagian besar disimpan dalam bentuk derivatif, sehingga membatasi dampaknya terhadap likuiditas pasar dan membuat pasar spot kesulitan.
- Pasar menghadapi krisis permintaan, bukan masalah likuiditas, karena stablecoin gagal mengalir ke perdagangan spot, sehingga memicu volatilitas yang lebih tinggi.
Sejak November 2024, total pasokan stablecoin telah meledak. Melihat angkanya, ini terdengar seperti kabar baik, bukan? Sayangnya, kenyataan di lapangan tidak sesederhana itu.
Sebagian besar stablecoin benar-benar berada di bursa derivatif, bukan di pasar spot dan dengan demikian memicu likuiditas. Hal ini mengimplikasikan bahwa transaksi riil tidak terlalu berpengaruh terhadap perubahan harga saat ini dibandingkan dengan perdagangan spekulatif.
Stablecoin Supply is Increasing, But Market Impact is Limited
“As long as stablecoin volume in derivatives exchanges does not flow into spot markets, we are likely to continue seeing high volatility in the short term.” – By @theKriptolik
Read more ⤵️https://t.co/9pT9oPBAug pic.twitter.com/LUlNoD532A
— CryptoQuant.com (@cryptoquant_com) March 19, 2025
Lebih Banyak Stablecoin, Lebih Sedikit Dampak: Sebuah Paradoks Pasar
Di satu sisi, pasokan stablecoin yang terus bertambah seharusnya menjadi bahan bakar untuk perubahan yang lebih baik di pasar. Di bursa spot, cadangan stablecoin sebenarnya terus menurun; di bursa derivatif, cadangan stablecoin justru meningkat. Hal ini menjelaskan skenario yang cukup aneh ketika uang tampaknya ada tetapi tidak benar-benar beredar di tempat yang seharusnya.
Bayangkan sebuah kota yang tiba-tiba menerima sebuah truk penuh bahan bakar. Secara logika, kendaraan di kota tersebut akan lebih bebas bergerak, bukan? Namun, jika semua bahan bakar tersebut disimpan di sebuah gudang dan hanya bisa diakses oleh segelintir orang, lalu apa gunanya? Itulah yang terjadi di pasar kripto saat ini.
Krisis Permintaan, Bukan Masalah Likuiditas
Banyak pengamat pada awalnya percaya bahwa krisis likuiditas merupakan penyebab utama dari masalah ini. Namun, statistik terbaru menunjukkan bahwa krisis permintaan sedang melanda sektor ini.
Meskipun stablecoin tersedia dalam jumlah yang besar, pengaruhnya terhadap harga akan tetap diabaikan jika tidak segera digunakan untuk pembelian aset di pasar. Hal ini juga menjelaskan mengapa volatilitas pasar tetap tinggi: aktivitas utama terfokus pada derivatif, yang jauh lebih bersifat spekulatif.
Di sisi lain, laporan CNF mengungkapkan bahwa kapitalisasi pasar stablecoin akhir-akhir ini telah melampaui kapitalisasi Ethereum sebesar US$236 miliar. USDT mengawasi sekitar US$143,3 miliar dari total tersebut.
Dari perusahaan besar hingga investor perorangan, angka ini menunjukkan bagaimana berbagai kelompok – dari semua jenis institusi – memanfaatkan stablecoin. Namun, peningkatan ini tidak cukup untuk menghidupkan kembali pasar spot.
Harapan Regulasi dan Adopsi Stablecoin yang Terus Bertumbuh
Meskipun pasar spot sangat lambat saat ini, beberapa perkembangan dapat memberikan secercah harapan. Salah satunya berasal dari pihak berwenang Amerika.
CEO Blockchain Association, Kristin Smith, berspekulasi bahwa undang-undang yang berkaitan dengan stablecoin dan struktur pasar kripto akan disahkan paling lambat Agustus 2025. Jika kontrol ini membantu memberikan kejelasan hukum yang lebih baik, kemungkinan besar pasar spot akan kembali aktif.
Bersamaan dengan meningkatnya keingintahuan terhadap stablecoin, dari 19,6 juta pada Februari 2024 menjadi lebih dari 30 juta pada Februari 2025, sebuah laporan dari Artemis dan Dune mengamati bahwa jumlah dompet stablecoin yang aktif telah meningkat lebih dari 50% pada tahun lalu.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa, meskipun derivatif masih menguasai tren stablecoin saat ini, investor reguler semakin banyak yang menggunakan stablecoin.
Optimisme Investor Tetap Bertahan Meskipun Ada Ketidakseimbangan Pasar
Terlepas dari regulasi, pasar stablecoin baru saja mendapat dukungan baru dari investasi di sektor ini. Dari Kindred Ventures, startup Stable Sea berhasil mendapatkan pendanaan sebesar US$3,5 juta pada tanggal 19 Maret 2025. Hal ini menunjukkan bahwa investor tetap memiliki harapan terhadap masa depan stablecoin meskipun pasar spot belum pulih.
Namun, volatilitas akan menjadi ciri khas dunia kripto hingga keseimbangan antara pasar spot dan derivatif pulih.