- Operator OKX mengakui mengoperasikan bisnis transfer uang tanpa izin di AS dan setuju untuk membayar denda dan penyitaan sebesar US$505 juta.
- Terlepas dari masalah hukum di AS, bursa ini berekspansi di Eropa dan Asia, memanfaatkan lisensi MiCA dan memperdalam integrasi keuangan di Singapura.
OKX, salah satu bursa mata uang kripto terkemuka, baru saja mengalami salah satu momen paling kritis dalam sejarah operasionalnya. Di satu sisi, pemerintah Amerika Serikat dapat menjatuhkan denda yang besar kepada mereka. Di sisi lain, mereka telah mendapatkan otorisasi MiCA, yang memungkinkan ekspansi ke wilayah Uni Eropa.
Tindakan Keras Regulasi: OKX Menghadapi Konsekuensi Hukum di AS
Aux Cayes FinTech Co, operator bursa tersebut, baru-baru ini mengakui kesalahan dalam menjalankan bisnis pengiriman uang yang tidak sah di Amerika Serikat. Pemerintah AS tidak tinggal diam, mereka meminta perusahaan untuk membayar denda dan mengambil aset sekitar US$505 juta sebagai bentuk tanggung jawab.
OKX membiarkan klien AS menggunakan platform-nya tanpa lisensi resmi antara tahun 2018 dan awal 2024. Akibatnya, tanpa pengawasan yang ketat, lebih dari US$5 miliar transaksi meragukan yang terkait dengan pencucian uang dan aktivitas terlarang lainnya terjadi. Dengan memungkinkan transaksi senilai lebih dari US$1 triliun dari konsumen AS, bisnis ini juga mengumpulkan pendapatan ratusan juta dolar.
JUST IN: Crypto exchange OKX pleads guilty to operating as unlicensed money transmitting business. Forfeits $421 million in fees from US customers.
— Whale Insider (@WhaleInsider) February 24, 2025
Dalam upaya untuk menyelesaikan masalah ini, OKX telah memutuskan untuk membayar konsultan kepatuhan dari luar hingga Februari 2027. Mereka lebih lanjut menegaskan bahwa bukan niat jahat tetapi “kesenjangan kepatuhan lama” yang menyebabkan masalah.
Tetapi tindakan keras pemerintah AS mengungkapkan bahwa pihak berwenang memperlakukan bisnis kripto di seluruh dunia dengan keseriusan dalam penegakan hukum.
Lisensi MiCA Membuka Jalan untuk Ekspansi Eropa
Di Eropa, situasinya berbeda meskipun mereka bertanggung jawab atas denda besar di AS. Dengan lisensi MiCA yang diperoleh dengan aman, OKX dapat beroperasi secara legal di 28 negara Wilayah Ekonomi Eropa (EEA), seperti yang telah kami laporkan sebelumnya.
Mereka hanya membutuhkan satu lisensi untuk mengembangkan penawaran mereka; mereka tidak perlu mencari lisensi baru di setiap negara dengan lisensi ini.
MiCA sebagian besar didasarkan pada “paspor”, yang memungkinkan penawaran OKX lebih konsisten di seluruh negara Eropa. Ini berarti bahwa pengguna dapat menikmati pengalaman perdagangan kripto di bawah kriteria peraturan yang sama yang diterapkan di semua anggota EEA.
Bagi para trader di sektor yang terkadang tunduk pada ketidakpastian peraturan, jenis kejelasan hukum ini sangat membantu.
Memperkuat Hubungan di Singapura
Tidak berhenti di Eropa, OKX juga menjadi semakin terlihat di Asia. Mereka mengumumkan pada November 2024 bahwa klien di Singapura dapat melakukan setoran dan penarikan cepat dalam dolar Singapura. Langkah ini memperdalam hubungan OKX dengan Singapura, salah satu pusat keuangan terbesar di dunia, sistem perbankan tradisional.
DBS Group membantu layanan ini melalui sistem pembayaran PayNow dan FAST, yang memungkinkan transaksi yang lebih cepat dan efektif. Kepala aset digital di DBS, Evy Theunis, mengklaim bahwa kerja sama ini merupakan sebuah inovasi dalam ekosistem aset digital yang berkembang di Singapura.
Ambisi Global vs Rintangan Regulasi
Bursa saat ini berada dalam situasi yang menarik. Di satu sisi, mereka menghadapi konsekuensi besar di AS, tetapi di sisi lain, mereka memperluas operasinya di Eropa dan Asia. Namun, pertanyaannya adalah, bisakah mereka mempertahankan keseimbangan ini?
Jika OKX berhasil menerapkan peraturan dengan baik di UE dan Asia, mereka dapat memperkuat posisi mereka sebagai salah satu pemain utama dalam industri kripto global. Namun, dengan meningkatnya pengawasan dari regulator, kesalahan kecil dapat menyebabkan sanksi yang lebih berat di masa depan.