- Laporan Nansen mengungkapkan bahwa 86% trader LIBRA mengalami kerugian, menyoroti risiko investasi kripto spekulatif.
- Investigasi terhadap keterlibatan Milei dan potensi perdagangan orang dalam meningkatkan kekhawatiran tentang manipulasi pasar di ruang kripto.
Menurut laporan terbaru dari firma riset blockchain Nansen, 86% trader yang memperdagangkan token LIBRA telah merugi. Keseluruhannya berasal dari kantong para investor ketika lebih dari US$251 juta lenyap. Di sisi lain, sejumlah kecil trader keluar sebagai pemenang dengan penghasilan sekitar US$180 juta. Bagaimana hal itu bisa dicapai?
Ledakan dan Kehancuran LIBRA yang Mendadak
Beberapa hari yang lalu, CNF melaporkan sesuatu yang mengejutkan. Presiden Argentina Javier Milei membagikan ulang tutorial tentang token LIBRA. Apa yang terjadi selanjutnya? Seperti api yang menyambar bensin, harga token ini langsung melonjak 60% hanya dalam waktu singkat.
Sebelumnya, LIBRA turun drastis, menjebak sebagian besar investor pada nilai tertinggi dan menyebabkan kerugian yang signifikan. Bayangkan jika seseorang membeli token ini dengan harapan mendapatkan keuntungan cepat dan mendapati harganya turun drastis sebelum mereka bisa menjualnya. Inilah nasib yang dialami ribuan trader LIBRA.
Penjual Awal Pergi dengan Uang Jutaan
Beberapa investor ternyata menjadi pemenang sementara trader lain ditinggalkan dalam kesulitan. Sejumlah trader mengantongi keuntungan hingga US$180 juta, menurut data on-chain. Siapakah mereka, orang bertanya-tanya?
Diduga terkait dengan pengembang token, ada beberapa dompet digital yang teridentifikasi menjual pada harga puncak. Ini bukan kali pertama dunia kripto melihat tren seperti ini. Mereka yang memiliki pengetahuan lebih dulu tampaknya dapat pergi sebelum harga jatuh.
Tidak hanya itu, delapan dari dompet tersebut tercatat mengeluarkan hampir US$99 juta dari ekosistem LIBRA sebelum semuanya berantakan.
Pengawasan Hukum Mengintensifkan Atas Keruntuhan LIBRA
Skandal LIBRA berkembang di tengah kekacauan ini. Keterlibatan Milei dalam mendorong token ini sedang diselidiki oleh Kantor Anti-Korupsi Argentina. Sementara itu, jaksa penuntut di Amerika Serikat juga sedang mempertimbangkan tindakan hukum terhadap CEO LIBRA.
Ini bukan hanya kegagalan proyek kripto biasa. Ada banyak pertanyaan yang belum terjawab. Apakah Milei benar-benar mengetahui risiko token ini sebelum membagikannya? Ataukah ini hanya sebuah kebetulan? Yang jelas, bagi para investor yang sudah terlanjur mengalami kerugian, jawaban dari pertanyaan ini tidak akan bisa mengembalikan dana mereka yang hilang.
Ketika Hype Berubah Menjadi Kehancuran Finansial
Fenomena LIBRA mengingatkan kita betapa kejamnya dunia mata uang kripto. Lonjakan harga yang terlalu cepat dapat menyebabkan kerusakan yang tak terhindarkan. Tidak hanya LIBRA, keadaan serupa telah terjadi berkali-kali di dunia koin meme dan inisiatif spekulatif lainnya.
Oleh karena itu, adakah cara bagi investor untuk menghindari jebakan tersebut? Satu hal yang pasti: selalu waspada terhadap token yang tiba-tiba mendapatkan popularitas, terutama jika figur publik mendukungnya. Euforia sesaat memiliki sejarah yang biasanya berujung pada kehancuran.