- Humanity Protocol meluncurkan Humanity Foundation untuk memajukan identitas terdesentralisasi dengan menggunakan teknologi pemindaian telapak tangan, yang memprioritaskan privasi dan kontrol pengguna.
- Tidak seperti pesaingnya, World, yang menggunakan pemindaian iris mata, Humanity menawarkan solusi yang tidak terlalu invasif dan lebih mudah digunakan untuk verifikasi identitas yang aman.
Humanity Protocol telah meluncurkan Humanity Foundation untuk memajukan sistem identitas terdesentralisasi dan semakin dekat dengan acara pembuatan token (TGE). Diluncurkan pada tanggal 14 Januari, yayasan ini dipelopori oleh tokoh-tokoh terkemuka, termasuk ketua Animoca Brands Yat Siu dan pakar investasi Yeewai Chong, yang akan menjabat sebagai CEO sementara.
Langkah ini memposisikan Humanity Protocol sebagai pemain penting dalam ruang identitas terdesentralisasi, dengan menekankan solusi yang mengutamakan privasi dan teknologi biometrik.
Pemindaian Telapak Tangan untuk Privasi dan Keamanan
Humanity Protocol membedakan dirinya dengan memanfaatkan teknologi pengenalan telapak tangan untuk memverifikasi identitas dalam Web3, lapor CNF. Tidak seperti pemindaian iris mata yang digunakan oleh pesaingnya, World, sistem berbasis telapak tangan Humanity dirancang agar tidak terlalu invasif sekaligus memberikan perlindungan privasi yang kuat.
Menurut pendiri protokol ini, Terence Kwok, data biometrik yang dikumpulkan melalui pemindaian telapak tangan dienkripsi dan disimpan di zkProofers atau node terdistribusi, menghindari server terpusat. Hal ini memastikan individu mempertahankan kepemilikan dan kontrol penuh atas data mereka.
Pemindaian telapak tangan juga lebih sesuai dengan preferensi pengguna, menawarkan bentuk otentikasi biometrik yang mudah dipahami dan diakses. Kwok menyoroti bahwa teknologi ini dapat dengan mudah ditingkatkan untuk mendukung aplikasi dunia nyata, termasuk sistem pembayaran, akses gedung, dan verifikasi kredensial.
Fokus pada Identitas yang Terdesentralisasi dan Pribadi
Humanity Protocol mengintegrasikan zero-knowledge proofs (ZK-proofs) untuk memungkinkan pengguna memverifikasi identitas unik mereka tanpa mengekspos data pribadi. Pendekatan ini mendukung pembuatan sistem identitas terdesentralisasi (DID) yang memprioritaskan keamanan dan privasi.
Pengguna dapat meningkatkan identitas terverifikasi mereka dengan menambahkan kredensial seperti pendidikan, riwayat pekerjaan, dan reputasi sosial. Fleksibilitas ini memungkinkan protokol untuk memenuhi kebutuhan individu dan organisasi.
Yeewai Chong, CEO sementara dari Humanity Foundation, menyatakan bahwa biometrik merupakan fondasi yang kuat untuk membangun sistem identitas terdesentralisasi yang aman.
Menambatkan proof-of-humanity (PoH) dalam verifikasi biometrik menyediakan kerangka kerja untuk mengintegrasikan beragam atribut manusia ke dalam identitas tunggal yang berfokus pada privasi.
Bersaing dengan Pemindaian Iris Mata Dunia
Peluncuran Humanity Protocol dilakukan di tengah persaingan yang semakin ketat dengan World, yang menggunakan teknologi biometrik iris mata. World, yang didirikan oleh Sam Altman dari OpenAI, menarik perhatian karena pemindaian iris matanya, namun menghadapi kritik atas potensi masalah privasi, lapor CNF.
Kwok menjelaskan bahwa pemindaian telapak tangan memberikan alternatif yang lebih ramah pengguna dengan tetap mempertahankan tingkat keamanan yang tinggi. Pendekatan ini menjawab kekhawatiran akan invasif dan lebih sesuai dengan keakraban masyarakat dengan otentikasi berbasis telapak tangan dan sidik jari.
Meskipun World telah mendapatkan daya tarik awal sejak diluncurkan pada Juli 2023, Humanity Protocol memposisikan dirinya sebagai alternatif yang berfokus pada privasi dengan aksesibilitas yang lebih luas. Sistem pemindaian telapak tangan dirancang untuk memenuhi kebutuhan individu dan organisasi yang mencari solusi identitas yang aman dan terdesentralisasi.
Dengan berdirinya Humanity Foundation, protokol ini bersiap-siap untuk tahap pengembangan selanjutnya, termasuk acara pembuatan token. Meskipun tidak ada tanggal spesifik yang diungkapkan, yayasan ini diharapkan dapat memainkan peran penting dalam mendorong adopsi ekosistem identitas terdesentralisasi Humanity Protocol.
Ketika persaingan antara teknologi pengenalan iris mata dan telapak tangan semakin memanas, pendekatan Humanity terhadap privasi dan aksesibilitas pengguna dapat menjadi pembeda yang signifikan di pasar identitas terdesentralisasi yang sedang berkembang, lapor CNF.