- Optimisme perusahaan keluarga terhadap kripto telah meningkat dua kali lipat, dengan Asia-Pasifik memimpin dalam hal adopsi aset digital dan minat investasi.
- Regulasi yang jelas dan kasus penggunaan di dunia nyata mendorong adopsi kripto, dengan Asia menjadi pelopor investasi kantor keluarga.
Menurut “Global Family Office 2024 Survey” Citibank, minat kantor keluarga terhadap mata uang kripto telah meningkat dari 8% di tahun 2023 menjadi 17% di tahun 2024, yang mengindikasikan pergeseran substansial dalam sikap terhadap aset digital.
Optimisme yang berkembang ini paling terlihat pada keinginan untuk investasi langsung, yang mengindikasikan bahwa para individu dengan kekayaan bersih tinggi ini lebih bersemangat untuk menyelidiki potensi kripto.
Khususnya, kantor keluarga yang lebih besar menunjukkan preferensi yang kuat untuk aset dunia nyata yang ditokenisasi (RWA), yang mengindikasikan minat untuk mengintegrasikan instrumen keuangan tradisional dan teknologi blockchain. Sebaliknya, kantor keluarga yang lebih kecil lebih memilih derivatif, yang mencerminkan pendekatan yang lebih hati-hati namun disengaja terhadap eksposur mata uang kripto.
Asia-Pasifik Memimpin dalam Adopsi Kripto oleh Kantor Keluarga
Kawasan Asia-Pasifik telah muncul sebagai pemimpin pasar dalam adopsi aset digital di antara kantor keluarga, dengan 37% berinvestasi atau menunjukkan minat yang kuat pada aset digital.
Angka ini menunjukkan kesediaan kawasan ini untuk mencoba produk keuangan baru, terutama karena satu dari setiap dua puluh kantor keluarga di Asia melaporkan bahwa aset digital merupakan lebih dari 10% dari aset yang dapat diinvestasikan.
Perkembangan ini menegaskan posisi Asia sebagai pemain kunci dalam lingkungan kripto global, di mana adopsi tidak hanya sekadar rasa ingin tahu, tetapi juga tentang memasukkan aset digital ke dalam skema keuangan yang lebih besar.
Sebaliknya, 83% kantor keluarga di Amerika Latin hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak tertarik untuk memprioritaskan aset digital, yang mengindikasikan ketertinggalan regional dalam merangkul kelas aset yang sedang berkembang ini.
Menurut laporan CNF, Asia memimpin penggunaan mata uang kripto di seluruh dunia dengan lebih dari 326,8 juta pemilik, sehingga mempercepat penerimaan arus utama.
Adopsi yang meluas ini terlihat di negara-negara seperti Uni Emirat Arab (UEA), Singapura, dan Turki, yang termasuk di antara tiga teratas dalam hal tingkat kepemilikan kripto secara global. Dengan tingkat kepemilikan 25,3%, UEA berada di posisi pertama, dengan Singapura berada di posisi kedua dengan 24,4% dan Turki di posisi ketiga dengan 19,3%.
Banyak data menunjukkan meningkatnya kepercayaan terhadap mata uang kripto sebagai bagian integral dari portofolio investasi di banyak negara, yang dibantu oleh lingkungan legislatif yang mendukung inovasi dan memberikan kejelasan bagi para investor.
Regulasi yang jelas dan kasus penggunaan yang layak tetap menjadi alasan pendorong di balik adopsi mata uang kripto di seluruh dunia, dengan Asia yang memimpin.