- Inflasi AS naik 3,0%, meningkatkan kekhawatiran di pasar kripto di tengah pergeseran sentimen investor dan potensi perubahan kebijakan suku bunga The Fed.
- Ohio, Texas, dan Pennsylvania menjajaki cadangan Bitcoin untuk melakukan lindung nilai terhadap inflasi dan menandakan meningkatnya minat institusi terhadap kripto.
Inflasi di Amerika Serikat mengalami kenaikan tahunan sebesar 3,0% pada Januari 2025. Angka ini melampaui proyeksi pasar yang memperkirakan inflasi hanya akan mencapai 2,9%.
Lebih mengejutkan lagi, inflasi inti – yaitu IHK Inti – yang tidak termasuk komponen makanan dan energi – naik 3,3% dari tahun sebelumnya. Informasi ini telah menyebabkan gelombang kekhawatiran di banyak bidang ekonomi lainnya, termasuk pasar kripto.
🚨BREAKING: US INFLATION RISES 3.0%, ABOVE EXPECTATIONS FOR 2.9%. CORE CPI INFLATION INCREASED 3.3% Y/Y, HIGHER THAN PREDICTED 3.1%
— BSCN Headlines (@BSCNheadlines) February 12, 2025
Inflasi Naik, Pasar Kripto Gelisah
Kenaikan inflasi ini lebih dari sekadar angka di atas kertas. Mengenai aset digital, berita ini langsung ditanggapi dengan ketidakpastian. Sebagai contoh, ketika data inflasi keluar, Bitcoin turun di bawah US$95.000. Pasar altcoin juga mengalami tekanan karena Ethereum dan beberapa aset lainnya mengalami penurunan yang serupa.
Bayangkan jika Anda adalah seorang investor yang mengharapkan penurunan suku bunga dan mengharapkan kenaikan pasar. Angka inflasi tiba-tiba benar-benar melebihi proyeksi. Respons yang melekat adalah kepanikan. Pasar kripto melihat hal ini. Setelah sebelumnya berharap The Fed akan langsung menurunkan suku bunga, para investor mulai mempertanyakan perkiraan tersebut.
Di sisi lain, CNF sebelumnya mencatat bahwa sentimen pasar memang secara langsung mencerminkan ekspektasi inflasi yang meningkat. Ketidakpastian aset berisiko meningkat karena taktik investor dapat berubah ke sumber nilai lain. Awalnya dipuji sebagai emas digital, kripto juga mengalami perubahan nilai tergantung pada sentimen.
The Fed dan Dilema Suku Bunga
Kenaikan inflasi juga telah memaksa the Fed ke dalam dilema. Pada awalnya, pasar mengantisipasi bank sentral AS akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Namun, tindakan ini mungkin akan tertunda, mengingat angka inflasi yang lebih besar dari yang diperkirakan.
Ketua Fed Jerome Powell telah menggarisbawahi bahwa mereka tidak ingin terburu-buru sebelum ada bukti yang jelas bahwa inflasi berada di bawah kendali yang sebenarnya.
Bagi mereka yang berinvestasi dalam mata uang kripto, kebijakan suku bunga sangat mempengaruhi pendekatan mereka. Obligasi dan alat investasi tradisional lainnya lebih menarik pada saat suku bunga lebih tinggi. Dana yang sebelumnya mengalir ke mata uang kripto kemudian dialihkan ke investasi dengan risiko lebih rendah.
Adopsi Bitcoin di Tengah Ketidakpastian
Namun, di balik ketidakjelasan ini, banyak negara bagian AS melakukan hal yang berbeda. Tampaknya termasuk dalam rencana fiskal mereka, Ohio, Texas, dan Pennsylvania sedang melihat kemungkinan cadangan Bitcoin. Tindakan ini dipahami sebagai upaya untuk melindungi aset publik dari konsekuensi inflasi yang tidak menentu.
Bayangkan jika lebih banyak negara bagian yang mengadopsi praktik semacam itu. Telah lama dipandang sebagai aset spekulatif, Bitcoin mungkin akan mendapat tempat di neraca keuangan pemerintah. Jika hal ini terjadi, penerimaan institusional terhadap mata uang kripto dapat meningkat, sehingga mendorong permintaan di masa depan.
Meskipun pasar kripto sedang berada dalam fase koreksi saat ini, beberapa ahli melihat situasi ini sebagai ujian dan peluang. Meskipun inflasi yang tinggi menyebabkan ketidakpastian, penerimaan Bitcoin oleh beberapa negara bagian AS menawarkan kemungkinan jangka panjang yang menggembirakan.