- Hakim Distrik AS Bermudez Montenegro menolak mosi Silvergate Bank, sebagai tergugat, untuk membatalkan class action yang diajukan oleh beberapa penggugat yang dipimpin oleh Soham Bhatia.
- Silvergate Capital mengumumkan penutupan operasinya dan melikuidasi semua aset milik Silvergate Bank pada bulan Maret tahun lalu setelah runtuhnya FTX dan Alameda Research.
Runtuhnya bursa FTX dan perusahaan saudaranya Alameda Research pada akhir 2022 sangat berdampak pada mantan bank yang ramah terhadap kripto, Silvergate Capital Corp, perusahaan induk Silvergate Bank. Saat Silvergate memilih untuk menghentikan operasinya awal tahun lalu, dilaporkan bahwa FTX adalah salah satu pelanggan utamanya, dan ruang regulasi tidak bersahabat.
Meskipun demikian, Silvergate mengumumkan akhir tahun lalu bahwa mereka telah melunasi semua kewajiban deposito yang tersisa seiring dengan proses likuidasi yang terus berlanjut. Akibatnya, bank yang berbasis di California ini mengindikasikan bahwa mereka hanya memiliki kurang dari US$10.000 dalam neraca keuangannya.
Namun, kabar terbaru menunjukkan bahwa Silvergate Capital belum sepenuhnya keluar dari masalah, karena mereka akan menghadapi gugatan class action dalam beberapa bulan mendatang.
Masalah Silvergate Meningkat
Menurut dokumen pengadilan yang diajukan pada hari Kamis, 20 Maret 2024, kepada Hakim Distrik Amerika Serikat Bermudez Montenegro dari Distrik Selatan California, mosi oleh penggugat Soham Bhatia dan anggota lainnya terhadap Silvergate Capital telah dikabulkan.
Khususnya, Silvergate akan membela diri dari enam tuntutan di pengadilan setelah Hakim Montenegro menolak mosi untuk membatalkan gugatan perwakilan kelompok yang diajukan penggugat.
“… Membantu dan bersekongkol melakukan penipuan terhadap semua Tergugat. Membantu dan bersekongkol dalam pelanggaran kewajiban fidusia terhadap semua Tergugat. Pengayaan yang tidak adil terhadap Tergugat Silvergate. Membantu dan bersekongkol dalam konversi terhadap semua Tergugat. Pelanggaran terhadap Undang-Undang Persaingan Usaha Tidak Sehat (“UCL”) California, Kode Etik Bisnis dan Profesi California terhadap semua Tergugat. Kelalaian terhadap semua Tergugat,” tulis dokumen pengadilan.
Hakim Montenegro mencatat bahwa pengadilan menemukan bahwa masalah ini cocok untuk diputuskan tanpa presentasi lisan. Selain itu, pengadilan memahami bahwa FTX meyakinkan pelanggannya bahwa dana dan aset mereka disimpan dengan aman di rekening bank terpisah hanya untuk berakhir dalam kondisi bangkrut.
Menurut pengajuan pengadilan, pendapatan tahunan Silvergate meningkat 10 kali lipat dari US$7,6 juta sebelum adanya deposito FTX. Selain itu, upaya Silvergate untuk menolak transfer bank FTX terlambat karena sebagian besar dana telah dipindahkan.
“Silvergate memiliki insentif yang kuat untuk terus menerima setoran pelanggan FTX dan Alameda serta melakukan transfer karena bisnis Silvergate berpusat pada adopsi platform dan aplikasi pertukaran FTX. Dapat diperkirakan bahwa mengizinkan dana pelanggan FTX untuk disimpan ke dalam akun non-FTX akan menyebabkan penipuan dan merugikan pemilik dana tersebut,” tulis pengajuan pengadilan.
Dampak Pasar
Dampak dari runtuhnya Silvergate Capital terhadap mata uang kripto telah memudar secara signifikan seperti yang ditunjukkan oleh rebound ke lebih dari US$2,6 triliun dalam kapitalisasi pasar.
Selain itu, harga Bitcoin baru-baru ini mencapai level tertinggi baru sepanjang masa di sekitar US$74 ribu dan Solana (SOL), yang sebagian besar dipengaruhi oleh ledakan FTX, berada di dekat ATH-nya dibandingkan dengan level terendah pasar bearish.
Sementara itu, pasar kripto terus merasakan dampaknya seiring dengan pengetatan pengawasan regulasi global, dengan beberapa bank memblokir pembayaran terkait kripto.
