- Coinbase mencapai tonggak sejarah dengan melakukan transaksi kripto AI-ke-AI pertama menggunakan USDC di jaringan Base-nya.
- Agen AI sekarang dapat menangani transaksi kripto secara mandiri, membuka potensi baru untuk otomatisasi terdesentralisasi dalam ekonomi digital.
Coinbase telah menyelesaikan transaksi mata uang kripto AI-ke-AI yang pertama, sehingga mengantarkan babak baru dalam persimpangan antara kecerdasan buatan dengan teknologi blockchain dalam sebuah kemajuan teknologi yang besar.
Diumumkan oleh CEO Coinbase Brian Armstrong pada akhir Agustus, kesepakatan ini melibatkan dua agen kecerdasan buatan yang memperdagangkan token AI – rangkaian data yang memungkinkan model bahasa besar (LLM) untuk diproses dan berkembang – sebagai pengganti token kripto konvensional.
Dengan menggunakan USDC, pengembangan pada jaringan Layer-2 Base Coinbase ini menggarisbawahi peningkatan kemungkinan transaksi yang digerakkan oleh AI dalam ekonomi dunia.
Mendobrak Hambatan Keuangan dengan Dompet Kripto Berbasis AI
Tidak seperti manusia, bot kecerdasan buatan tidak dapat membuka rekening bank, sebuah batasan yang selalu menghambat kapasitas mereka untuk menyelesaikan tugas-tugas di dunia nyata, termasuk pemesanan perjalanan atau manajemen aset. Tetapi sekarang kecerdasan buatan dimasukkan dalam dompet kripto, penghalang ini sedang dipatahkan.
Dengan pendekatan inovatif ini, kecerdasan buatan (AI) dapat terhubung secara mulus dan instan dengan agen AI lainnya, manusia, atau bisnis yang memiliki kripto. Mengingat bahwa transaksi ini gratis dan juga instan, oleh karena itu melampaui banyak kendala konvensional sistem keuangan, inovasi ini sangat penting.
Dalam hal ini, agen AI membeli token AI tambahan dengan token, sehingga memungkinkan interaksi dan penyelesaian tugas secara otonom. Terobosan ini menandai perubahan radikal dalam kemungkinan pengoperasian sistem kecerdasan buatan di masa depan.
Pada akhirnya, kapasitas untuk mengelola transaksi secara mandiri dapat menghasilkan agen AI yang menangani operasi yang lebih rumit yang membutuhkan pembayaran, seperti langganan API atau bahkan pembelian produk dan layanan yang sebenarnya.
Armstrong telah lama berargumen untuk memasukkan LLM ke dalam ekonomi kripto, meramalkan bahwa pada akhirnya agen AI dengan dompet kripto akan dapat terlibat lebih lengkap dalam operasi ekonomi sehari-hari, sehingga meningkatkan nilainya bagi konsumen manusia.
Peran AI yang Terus Bertumbuh dalam Mengubah Ruang Kripto
Keberhasilan Coinbase sesuai dengan tren yang lebih besar dari kecerdasan buatan yang digunakan dalam ruang kripto. Algoritme perdagangan prediktif, pengambilan keputusan otonom pada platform blockchain, dan bahkan aset yang dihasilkan AI seperti NFT hanyalah beberapa bidang yang telah menerapkan kecerdasan buatan.
Teknologi yang digerakkan oleh AI menjadi lebih kompleks seiring dengan berkembangnya ekonomi digital, menawarkan peluang baru untuk otomatisasi dan efisiensi dalam industri yang dulunya hanya didominasi oleh pengambil keputusan manusia.
Ke depannya, terdapat antisipasi bahwa transaksi AI-to-AI dapat mengganggu bisnis yang mengandalkan transfer nilai yang cepat, aman, dan terdesentralisasi.
Dengan beberapa pihak yang memprediksi bahwa AI dapat mengambil alih peran keuangan yang lebih kompleks di masa depan, mulai dari memproses transaksi dalam jumlah besar hingga mengelola aset on-chain secara otonom, seruan Armstrong kepada para pengembang untuk memasukkan model AI ke dalam dompet kripto menyoroti potensi penemuan lebih lanjut.
Bersamaan dengan hal ini, terdapat konsekuensi yang lebih umum untuk integrasi blockchain dan kecerdasan buatan di luar transaksi keuangan. CNF sebelumnya melaporkan bahwa ransomware dan operasi kripto yang melanggar hukum adalah salah satu kejahatan dunia maya yang terdeteksi dan dicegah menggunakan kecerdasan buatan secara progresif.
Bersamaan dengan meningkatkan privasi data, perpaduan blockchain dan kecerdasan buatan meningkatkan desentralisasi, membangun lingkungan digital yang lebih aman dan kuat.
