- Bybit berencana untuk memperluas aset on-chain, meningkatkan dompet, dan berintegrasi dengan ekosistem blockchain seperti Atom, Ada, Babel, Sei, dan Monad pada tahun 2025.
- Bybit mengoptimalkan alat perdagangan, meningkatkan likuiditas pasar, dan berfokus pada pendekatan yang berpusat pada pengguna dengan solusi berbasis AI seperti TradeGPT.
Bybit, salah satu bursa kripto utama di dunia, telah merinci rencana strategisnya hingga tahun 2025. Ben Zhou, CEO Bybit, menggarisbawahi bahwa perusahaan akan mengembangkan ekosistem on-chain, meningkatkan infrastruktur, dan memperkuat hubungan dengan berbagai inisiatif blockchain. Tidak hanya itu, Bybit juga ingin memaksimalkan instrumen perdagangan dan meningkatkan likuiditas pasar.
Bybit CEO BEN said that in 2025, the plan is to significantly expand on-chain assets, upgrade wallets and infrastructure, and deepen integration with growing ecosystems such as Atom, Ada, Babylon, Athena, Sei, Monad, Bera, etc., and is committed to optimizing trading tools and…
— Wu Blockchain (@WuBlockchain) January 28, 2025
Dengarkan, Peduli, dan Tingkatkan: Sudut Pandang Masa Depan Bybit
Zhou digarisbawahi oleh acara siaran langsung yang disebut “Keynote with Ben: Di Kursi Kemudi Menuju Bulan – Kalahkan yang Tidak Diketahui,” yang merupakan ide utama Bybit: Dengarkan, Peduli, Tingkatkan. Ini bukan hanya slogan, tetapi juga kompas yang sangat penting untuk keputusan perusahaan.
Bayangkan jika setiap masalah pengguna benar-benar didengarkan dan ditangani. Apa yang ingin dilakukan Bybit adalah itu. Zhou mengklaim bahwa strategi ini sangat penting untuk menciptakan fondasi yang lebih kuat yang mampu beradaptasi dengan pasar dengan cepat.
Dari Kesalahan Menjadi Peluang: Kasus NOT dan Pelajaran Berharga
Tidak ada bisnis yang sempurna, oleh karena itu Bybit juga mengalami berbagai tantangan. Salah satu peristiwa yang menarik perhatian adalah rintangan substansial yang dihadapi peluncuran koin NOT. Gangguan teknis yang menyebabkan masalah dengan perdagangan mempengaruhi sekitar 310.000 pengguna. Namun, alih-alih melarikan diri dari itu, Bybit melihat ini sebagai momen pembelajaran.
Staf teknis mereka segera mulai memperbaiki semuanya. Hasilnya adalah… Airdrop token HMSTR ke 4,3 juta orang berjalan tanpa insiden. Hal ini menunjukkan bahwa kesalahan adalah batu loncatan untuk perbaikan, bukan penghalang.
Inovasi Baru: AI dan Produk Perdagangan yang Lebih Dinamis
Bagi Bybit, tahun 2024 menandai titik balik yang signifikan dalam merilis beberapa teknologi. Di antaranya adalah TradeGPT, bantuan trading yang digerakkan oleh kecerdasan buatan dengan sekitar 5 juta unduhan. Dengan analisis data yang lebih besar, fungsi ini dimaksudkan untuk memungkinkan para trader membuat keputusan yang lebih bijaksana.
Bybit juga menambahkan Pre-Market Perpetuals, alat yang memungkinkan pengguna untuk melakukan lindung nilai sebelum rilis token tertentu. Banyak pedagang, terutama dalam memperdagangkan token seperti HYPE dan TRUMP, telah tertarik dengan fungsi ini. Ini menunjukkan bahwa Bybit berusaha memberikan lebih banyak pilihan kepada penggunanya selain keamanan.
Langkah Besar di Tahun 2025: Fokus pada Ekosistem dan Infrastruktur
Ke depan, Bybit telah menetapkan beberapa tujuan yang cukup tinggi untuk tahun 2025. Ekspansi massal aset on-chain adalah salah satu perhatian utama; kedua adalah pengembangan dompet dan infrastruktur untuk memfasilitasi transaksi melalui efisiensi. Selain itu, yang sedang dipertimbangkan oleh Bybit adalah ekosistem blockchain baru termasuk Atom, Ada, Babel, Athena, Sei, Monad, dan Bera.
Selain itu, perusahaan berupaya memaksimalkan instrumen perdagangan untuk memberikan pengalaman perdagangan yang lebih baik kepada pengguna. Tidak hanya itu… Bybit juga bermaksud untuk menjamin likuiditas pasar yang konsisten sehingga transaksi dapat dilakukan dengan lebih nyaman dan tanpa tantangan.
Di sisi lain, seperti yang kami laporkan sebelumnya, Bybit telah menghentikan perdagangan baru di India pada minggu kedua bulan Januari. Saat ini, penarikan adalah satu-satunya layanan yang dapat diakses oleh pengguna India. Pilihan ini kemungkinan besar berkaitan dengan aturan negara yang semakin ketat.