AD
AD
  • BRICS telah berekspansi dengan menambahkan Arab Saudi, UEA, Iran, Mesir dan Ethiopia pada tahun 2024, menjadikannya ekspansi pertama dalam lebih dari sepuluh tahun.
  • Perluasan ini memiliki konsekuensi global yang penting, dengan hampir 30 negara lain yang menunjukkan minat untuk bergabung dengan BRICS di masa depan

Aliansi ekonomi BRICS telah memasuki tahun baru dengan secara resmi memperluas keanggotaannya dengan menyertakan lima negara baru, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Iran, Mesir dan Ethiopia. Perluasan ini, yang awalnya diusulkan pada pertemuan tahunan aliansi ini pada tahun 2023, menandai sebuah tonggak penting dalam sejarah BRICS dan membawa implikasi geopolitik yang besar.

Bergabungnya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Iran, Mesir dan Ethiopia ke dalam BRICS membawa implikasi geopolitik yang besar. Perluasan ini sejalan dengan tujuan multipolar BRICS, mendiversifikasi dan memperkuat pengaruh aliansi ini di panggung global.

Negara-negara ini, masing-masing memiliki signifikansi geopolitik dan ekonomi yangunik ,siap untuk berkontribusi pada tujuan multipolar aliansiini.Dengan bergabungnya negara-negara ini, BRICS memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam membentuk dinamika ekonomi dan politik global.

Penolakan Argentina dan Perubahan Prioritas

Di antara lima negara yang berekspansi, Argentina pada awalnya diundang untuk bergabung dengan aliansi BRICS namun kemudian menolak kesempatan tersebut. Keputusan ini diambil setelah perubahan rezim di Argentina dengan naiknya Presiden Javier Milei.

Milei, seorang anarko-libertarian, telah meluncurkan serangkaian reformasi ekonomi radikal sejak menjabat pada bulan Desember, membentuk kembali kebijakan luar negeri negara tersebut.

Sikap kebijakan luar negeri Presiden Milei mencerminkan pergeseran dari upaya-upaya pemerintahan sebelumnya untuk membangun hubungan dengan negara-negara berkembang lainnya, seperti negara-negara anggota BRICS.

Mantan Presiden Alberto Fernandez yang berhaluan kiri-tengah telah mengadvokasi keikutsertaan Argentina dalam BRICS untuk membina hubungan ekonomi dengan blok tersebut, yang secara kolektif menyumbang sekitar 25 persen dari PDB dunia. Namun, pendekatan Milei lebih dekat dengan negara-negara Barat, menandai perubahan dari sikap diplomatik pendahulunya.

Ekspansi BRICS

Perluasan aliansi BRICS memiliki implikasi geopolitik yang luas.Ini adalah upaya ekspansi pertama BRICS sejak Afrika Selatan bergabung lebih dari satu dekade yang lalu. Ekspansi ini menggarisbawahi komitmen aliansi ini untuk memperkuat pengaruhnya di panggung global.

Di luar lima negara anggota baru, aliansi BRICS telah menarik minat yang besar dari negara-negara lain yang ingin bergabung di masa depan. Laporan menunjukkan bahwa hampir 30 negara telah menyatakan keinginan mereka untuk menjalin kemitraan dengan BRICS. Minat yang meluas ini menggarisbawahi pengaruh dan daya tarik aliansi ini yang semakin besar sebagai platform untuk kolaborasi ekonomi, politik dan keamanan.

Upaya ekspansi ini tidak terbatas pada tahun 2024, karena aliansi ini mengantisipasi keikutsertaan enam negara tambahan pada pertemuan tahunan mendatang di Rusia. Ekspansi yang sedang berlangsung ini menunjukkan komitmen BRICS untuk mendorong tata kelola global yang inklusif dan multipolar.

Visi BRICS untuk Masa Depan

Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini oleh Menteri Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia, menekankan komitmen aliansi ini untuk memperkuat multilateralisme untuk pembangunan dan keamanan global yang adil.

Agenda BRICS yang akan datang akan berkisar pada “Memperkuat Multilateralisme untuk Pembangunan dan Keamanan Global yang Berkeadilan.” Lebih dari 10 kota di Rusia dijadwalkan menjadi tuan rumah bagi lebih dari 200 acara ekonomi, politik dan publik, yang berpuncak pada KTT BRICS yang dijadwalkan pada bulan Oktober di Kazan.

BRICS Menjajaki Mata Uang Bersama

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya dalam sebuah artikel di Crypto News Flash, mantan penasihat Presiden Rusia Sergey Glazyev mengungkapkan bahwa negara-negara BRICS secara aktif membangun mata uang terpadu untuk menggantikan dolar AS.

Seiring dengan upaya China dan Arab Saudi untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS, ada spekulasi yang berkembang tentang apakah Bitcoin dapat muncul sebagai pemain penting dalam lanskap keuangan yang sedang berubah ini. Harga Bitcoin mencapai US$43.688 dengan kenaikan 24 jam sebesar 1% pada saat artikel ini ditulis.

Perkenalkan Simon, seorang ahli kripto dengan perjalanan delapan tahun yang berkembang pesat di dunia kripto. Jantungnya berdegup kencang saat ia mempelajari dunia keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang terus berkembang, menguak kekuatannya untuk memberikan kemandirian ekonomi. Pencarian tanpa henti Simon akan kebijaksanaan DeFi bagaikan mercusuar, karena ia membayangkannya sebagai katalisator untuk perubahan besar dalam dunia keuangan kita.

Exit mobile version