- Presiden Iran, Ebrahim Raisi, yang juga merupakan anggota kunci dari aliansi BRICS dilaporkan meninggal dunia akibat kecelakaan helikopter yang terjadi di wilayah Barat Laut negara tersebut.
- Bagi banyak orang, hal ini dapat menghentikan tujuan mata uang bersama BRICS, namun, pihak-pihak lain memperkirakan tidak akan ada yang berubah.
Presiden Iran, Ebrahim Raisi, dan Menteri Luar Negeri, Hossein Amirabdollahian, telah dikonfirmasi tewas setelah helikopter yang mereka tumpangi jatuh di wilayah barat laut negaratersebut. Dilaporkan juga bahwa gubernur provinsi Azerbaijan Timur, serta pejabat dan pengawal lainnya juga ikut dalam helikopter tersebut.
Sebelumnya, lokasi jatuhnya pesawat dikatakan dekat dengan Jolfa, sebuah kota yang berbatasan dengan Azerbaijan. Namun, kemudian dilaporkan bahwa kecelakaan itu terjadi lebih jauh ke timur dekat desa Uzi.
Mungkinkah Insiden ini Mempengaruhi Agenda Mata Uang Bersama BRICS?
Para ahli percaya bahwa Iran telah menjadi salah satu pendukung utama “agenda mata uang bersama” dengan para pejabatnya yang menginformasikan kepada warganya pada awal tahun ini bahwa BRICS dapat menantang dominasi dolar AS dan mengurangi krisis keuangan yang disebabkan oleh sanksi-sanksi AS.
Presiden Iran dan Presiden Cina Xi Jinping juga dilaporkan telah menekankan kerja sama bilateral dan menentang unilateralisme Amerika selama KTT BRICS pada bulan Agustus 2023. Posisi Iran dalam strategi de-dolarisasi ini dapat disaksikan dalam pernyataan baru-baru ini oleh Duta Besar Iran untuk Rusia, Kazem Jalali, yang mengungkapkan bahwa negara tersebut telah melakukan pekerjaan berskala besar di BRICS.
Menurutnya, AS menggunakan dolar untuk menciptakan pembatasan. Dalam hal ini, menggunakan mata uang nasional dalam penyelesaian bersama adalah prioritas utama.
Penciptaan mata uang tunggal baru dalam kerangka kerja blok BRICS adalah apa yang sedang dikerjakan oleh Rusia dan Iran… Lebih dari 60% perdagangan bilateral dalam bentuk rubel dan real.
Pemerintah Iran Akan Terus Beroperasi
Bagi banyak orang, kematian Raisi tidak akan menghentikan agenda ini karena Wakil Presiden pertama Iran terikat oleh konstitusi negara untuk mengambil alih sambil menunggu pemilihan presiden baru yang akan diadakan dalam waktu 50 hari.
Menurut media pemerintah, Wakil Presiden pertama Mohammad Mokhber telah mulai menerima telepon dari para pejabat dan pemerintah asing. Seperti yang diungkapkan dalam sebuah pernyataan kabinet, pemerintah Iran akan terus beroperasi tanpa gangguan apapun.
Kami meyakinkan bangsa yang setia bahwa jalan pelayanan akan terus berlanjut dengan semangat tak kenal lelah dari Ayatollah Raisi.
Dalam laporan terbaru dari Crypto News Flash, upaya berkelanjutan oleh BRICS untuk menciptakan pergeseran dalam krisis ekonomi global disorot oleh Wakil Direktur Pelaksana IMF Gita Gopinath dalam sebuah makalah berjudul: “Dampak Geopolitik pada Perdagangan Internasional dan Dolar.”
Negara-negara (BRICS) sedang menilai kembali mitra dagang mereka berdasarkan masalah ekonomi dan keamanan. Arus investasi asing juga sedang diarahkan sesuai dengan aliansi geopolitik. Beberapa negara mengevaluasi kembali ketergantungan mereka yang besar terhadap Dolar dalam transaksi dan cadangan devisa internasional mereka.
Menurut ajudan Kremlin Rusia, Yury Ushakov, BRICS akan melanjutkan upayanya untuk menciptakan sebuah sistem pembayaran independen yang didasarkan pada perangkat-perangkat canggih seperti teknologi blockchain.
