- Bithumb mencatatkan laba operasional US$89 juta setelah sebelumnya alami kerugian besar.
- Kantor pusat Bithumb digeledah terkait dugaan dana sewa apartemen eks CEO.
Siapa sangka, di tengah ketatnya persaingan bursa kripto di Korea Selatan, Bithumb justru mampu membalikkan keadaan secara drastis. Bursa kripto terbesar kedua di negara tersebut mencatatkan laba operasional sebesar US$89 juta pada tahun lalu.
Padahal, tahun sebelumnya, mereka masih mencatat kerugian sebesar 14,8 miliar won. Lebih mengejutkan lagi, laba bersih perusahaan melonjak hingga US$110 juta, naik 565,8% dibandingkan tahun sebelumnya.
Masa Lalu Bithumb Kembali Menghantui di Tengah Kebangkitan
Namun demikian, capaian itu tidak datang tanpa kontroversi. Di sisi lain, pada 20 Maret 2025 lalu, kantor pusat Bithumb yang terletak di Yeoksam-dong, Seoul, digeledah oleh kejaksaan Korea Selatan.
Jaksa tengah menyelidiki dugaan bahwa Bithumb menyediakan deposit sebesar 3 miliar won, atau sekitar US$2 juta, untuk sewa apartemen yang ditempati oleh mantan CEO mereka, Kim Nam-kuk. Kalau benar begitu, tentu muncul pertanyaan besar, ini uang perusahaan, atau kos-kosan eksklusif untuk pejabat lama?
Kontroversi hukum ini sebenarnya bukan hal baru bagi Bithumb. Sejak 2018, nama mereka memang sudah beberapa kali terseret dalam urusan hukum yang memusingkan. Namun, seperti orang yang sudah kenyang ditilang, Bithumb tampaknya tahu cara untuk tetap melaju, walau sering kena lampu merah.
Ganti Mitra Bank Demi Citra dan Pelayanan yang Lebih Baik
Sebelumnya, pada 13 Januari 2025, mereka mengumumkan akan mengganti mitra perbankan dari NongHyup Bank ke Kookmin Bank. Langkah ini diyakini sebagai bagian dari strategi untuk memperbaiki citra perusahaan, sekaligus memperluas layanan ke komunitas pengguna yang lebih luas. Bagi pengguna, ini seperti mengganti kasir warung yang jutek dengan yang senyum ramah, kesannya langsung beda.
Upaya ekspansi Bithumb juga terlihat dari kebijakan mereka yang makin terbuka terhadap aset digital berbasis teknologi desentralisasi. CNF sebelumnya melaporkan bahwa pada Januari 2025, Bithumb resmi memperkenalkan perdagangan Filecoin (FIL) terhadap mata uang won Korea.
Aset ini popular di kalangan penggemar penyimpanan data berbasis blockchain. Dengan penambahan ini, pengguna di Korea Selatan kini punya lebih banyak opsi untuk menjajal dunia penyimpanan terdesentralisasi yang semakin tumbuh pesat.
Teknologi seperti Fast Finality dalam jaringan Filecoin juga membantu meningkatkan efisiensi dan skalabilitas, membuat aset ini makin relevan di pasar.
Upbit Ikut Cuan, tapi Juga Dihantui Masalah Regulasi
Menariknya, langkah-langkah Bithumb ini terjadi di saat pesaing utama mereka, Dunamu—perusahaan induk dari Upbit—juga mencatatkan performa yang luar biasa. Dunamu melaporkan kenaikan laba operasional sebesar 85,1% menjadi 1,19 triliun won, atau sekitar US$682 juta.
Pendapatan total mereka tembus angka 1,73 triliun won, dengan laba bersih mencapai hampir US$670 juta. Tapi jangan buru-buru mengira mereka tak punya masalah.
Dunamu juga sedang berurusan dengan regulator karena dituduh gagal melakukan uji tuntas terhadap pengguna mereka. Bahkan, sempat dilarang menerima pelanggan baru sampai akhirnya larangan itu dicabut oleh pengadilan pada 27 Maret.