- Harga Bitcoin melonjak melewati US$47.000, didorong oleh arus masuk sebesar $405 juta ke dalam ETF Spot Bitcoin AS, yang memicu optimisme pasar.
- Raksasa investasi BlackRock dan Fidelity memimpin arus masuk ETF, dengan BlackRock menarik US$3,5 milyar dan Fidelity US$2,81 milyar sejak diluncurkan.
Terlepas dari tantangan awal, ETF Spot Bitcoin AS telah menarik perhatian yang signifikan dari para investor. ETF ini telah menerima total arus masuk sebesar US$2,11 milyar sejak diluncurkan pada 11 Januari. Secara signifikan, ETF ini mengalami pemasukan US$405 juta pada 8 Februari saja, atau sekitar 8.935, berdasarkan data dari BitMEX Research.
Investor terbesar adalah BlackRock dan Fidelity; sejak peluncuran ETF, BlackRock telah menarik hampir US$3,5 milyar, sementara Fidelity telah menarik US$2,81 milyar.
Kinerja Grayscale’s Bitcoin Trust (GBTC) telah memengaruhi sentimen pasar. Sejak 11 Januari, penarikan substansial mencapai US$6,33 milyar, dengan US$101,6 juta terjadi pada 8 Februari.
Meskipun demikian, para analis tetap optimistis dengan kinerja Bitcoin di masa depan. markus Thielen dari 10X Research memprediksi target jangka pendek sekitar US$48.000, yang didorong oleh kenaikan bersejarah selama perayaan Tahun Baru Imlek. Dalam jangka menengah, Thielen memperkirakan Bitcoin akan mencapai US$52.000 pada bulan Maret, menyelesaikan gelombang kelima dari tren naiknya.
Peningkatan Open Interest (OI) untuk Bitcoin Futures semakin menyoroti bullish-nya pasar. Dalam satu hari terakhir, OI telah meningkat sebesar 5,51%, mencapai 444,81 ribu BTC, atau US$20,74 milyar, menurut data CoinGlass. Khususnya, OI telah meningkat secara signifikan di bursa seperti CME dan Binance, sebuah indikasi tumbuhnya optimisme tentang kinerja Bitcoin di masa depan.
Reli Bitcoin dan Optimisme Pasar
Meskipun Bitcoin mengalami peningkatan signifikan sebesar 6% hanya dalam satu hari, mencapai lebih dari US$47.700, Bitcoin masih berada di bawah puncaknya yang hampir mencapai US$69.000 pada tahun 2021. Lonjakan kripto bertepatan dengan rekor pasar saham dan permintaan yang kuat untuk exchange-traded fund (ETF), yang diperkenalkan pada awal tahun ini.
Hasilnya, kripto pulih dari aksi jual signifikan yang membuat harganya anjlok hingga serendah US$39.000 bulan lalu, melampaui puncaknya di akhir hari yang mencapai lebih dari US$47.000.
Bitcoin mencapai puncak US$47.699 dalam perdagangan, tetapi dengan cepat terjual, jatuh ke US$46.700 sebelum naik sedikit di atas US$47.000 lagi. Volatilitas harga menyoroti sifat dinamis pasar ini, yang ditandai dengan variasi yang sering dan tajam.
Potensi Penurunan Harga yang Diprediksi oleh Analis
Martinez, seorang analis kripto terkenal, telah memproyeksikan bahwa likuidasi yang direncanakan akan menyebabkan harga Bitcoin berpotensi menurun. Analisis Martinez, berdasarkan data dari platform perdagangan berjangka kripto CoinGlass, menunjukkan aktivitas likuidasi strategis yangbertujuan untuk mendorong penurunan harga menjadi sekitar US$45.810.
Para pemburu likuiditas menggunakan taktik ini untuk menargetkan titik harga tertentu untuk mengambil keuntungan dari pergeseran likuiditas dan menyebabkan likuidasi untuk keuntungan finansial mereka.
According to the #Bitcoin liquidation heatmap, there's a potential strategy unfolding where liquidity hunters could drive the price of $BTC down to $45,810. This move is aimed at triggering liquidations amounting to $54.73 million! pic.twitter.com/monFlZmvQ6
— Ali (@ali_charts) February 9, 2024
Analisis Martinez menunjukkan bahwa para pemburu likuiditas bertujuan untuk menyebabkan penurunan harga Bitcoin sebesar 3%, yang dapat menyebabkan kerugian besar sebesar US$54,73 juta dalam likuidasi.
Oleh karena itu, para investor dan trader di dunia kripto harus berhati-hati dan mengawasi kemungkinan manipulasi pasar. Membuat keputusan investasi yang bijak dan mengurangi risiko membutuhkan pemahaman tentang dinamika likuiditas dan pengamatan yang cermat terhadap perubahan harga.
