- Rusia dan Iran telah bergabung untuk menciptakan sebuah alternatif untuk sistem pembayaran SWIFT, yang bertujuan untuk memotong jaringan keuangan internasional yang dikendalikan oleh Barat.
- Kedua negara berencana menggunakan sistem ini untuk merampingkan transaksi lintas batas, dengan tujuan memperkuat perdagangan bilateral dan meningkatkan kerja sama keuangan.
Selama lebih dari satu dekade, Rusia telah secara aktif bekerja untuk mengurangi ketergantungannya pada dolar AS dan sistem keuangan Barat. Upaya ini sekarang mencakup kolaborasi besar dengan Iran.
Bersama-sama, mereka bekerja untuk menciptakan sistem pengiriman pesan keuangan yang aman untuk menggantikan Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT), sebuah organisasi global yang memfasilitasi pengiriman pesan keuangan yang aman untuk transaksi internasional.
Dalam laporan baru-baru ini, Duta Besar Iran untuk Moskow Kazem Jalali menyoroti kemajuan signifikan dalam kolaborasi keuangan antara Rusia dan Iran. “Saya dapat menyebut 2025 sebagai tahun di mana masalah keuangan dalam hubungan Rusia-Iran akan terselesaikan,” kata Jalali dalam sebuah wawancara dengan IRIB TV.
Kolaborasi Diplomatik dan Finansial
Aspek kunci dari hal ini adalah perluasan perdagangan bilateral dan pertukaran keuangan yang melewati dolar AS, sebuah tujuan yang telah ditetapkan oleh Iran dan Rusia untuk hubungan ekonomi mereka di masa depan. Ketua Bank Sentral Iran, Mohammad Reza Farzin, baru-baru ini melakukan perjalanan ke Moskow untuk mempercepat implementasi perjanjian keuangan dengan Bank Rusia.
Kunjungan ini bertepatan dengan kedatangan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, yang melakukan perjalanan ke Rusia pada 17 Januari untuk menandatangani Perjanjian Kemitraan Strategis. Perjanjian ini dirancang untuk memperdalam kerja sama di berbagai sektor, termasuk pertahanan, energi, kontraterorisme, pertanian, teknologi, dan banyak lagi.
Pezeshkian menyatakan keyakinannya akan kekuatan kemitraan ini, dengan menekankan kemampuan Iran dan Rusia untuk beroperasi tanpa campur tangan pihak luar.
“Kami memiliki tetangga yang baik dengan potensi besar. Kami dapat mengatakan bahwa kami tidak perlu mendengarkan saran dari negara-negara di luar negeri,” katanya setelah penandatanganan perjanjian tersebut.
Berakhirnya Ketergantungan Dolar dalam Perdagangan oleh BRICS
Sejak Amerika Serikat memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran pada tahun 2018, bank-bank Iran telah dikecualikan dari SWIFT, yang secara signifikan menghambat kemampuan mereka untuk terlibat dalam transaksi keuangan internasional. Demikian pula, pada tahun 2022, beberapa bank terbesar Rusia dikeluarkan dari SWIFT sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.
Pada tahun 2024, Iran dan Rusia mulai mengintegrasikan sistem perbankan mereka, memfasilitasi penggunaan kartu bank Iran di Rusia dan kartu Rusia di Iran.
Ini adalah langkah maju yang signifikan dalam upaya mereka untuk membangun infrastruktur keuangan non-dolar yang berfungsi. Selain itu, pada November 2024, kedua negara menghapus dolar AS dari transaksi perdagangan bilateral mereka.
Aliansi BRICS, yang awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, diperluas pada tahun 2024 dengan menyertakan Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA). Negara-negara BRICS semakin berfokus pada penciptaan mekanisme keuangan yang melewati dolar AS, dan perkembangan besar dalam bidang ini terjadi selama KTT BRICS ke-16 yang diadakan di Kazan, Rusia, pada bulan Oktober 2024.
Pada KTT tersebut, inisiatif BRICS Pay diperkenalkan sebagai sistem pembayaran terdesentralisasi yang memungkinkan negara-negara anggota untuk melakukan transaksi tanpa harus mengonversi ke dolar AS.
Sistem ini bergantung pada teknologi blockchain dan token digital, menyediakan metode yang inovatif dan efisien untuk perdagangan intra-BRICS. BRICS Pay sangat penting karena memungkinkan negara-negara anggota untuk menghindari jaringan SWIFT, sehingga mengurangi biaya dan meningkatkan otonomi keuangan.