- CZ menyebut Satoshi Nakamoto mungkin adalah kecerdasan buatan dari masa depan yang kembali ke masa kini.
- Spekulasi soal identitas Satoshi makin ramai usai email terakhir Nakamoto dan gugatan terhadap Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.
Changpeng Zhao, pendiri Binance, baru-baru ini membuat pernyataan yang menggelitik rasa penasaran banyak orang. Ia menyampaikan kemungkinan bahwa Satoshi Nakamoto, sosok di balik penciptaan Bitcoin, bukanlah manusia biasa, melainkan kecerdasan buatan (AI) yang berasal dari masa depan.
JUST IN: Binance founder CZ believes Satoshi Nakamoto was an AI from the future. pic.twitter.com/1dR3LjToxn
— Whale Insider (@WhaleInsider) April 27, 2025
Satoshi Nakamoto Adalah AI dari Masa Depan
Dalam wawancara bersama seorang influencer asal Turki, CZ berujar, “Mungkin itu adalah perangkat lunak yang kembali melalui waktu… Sulit dibayangkan sekarang, tetapi itu bisa saja terjadi.” Sekilas terdengar seperti teori fiksi ilmiah, namun bukan rahasia lagi bahwa identitas Satoshi sudah lama menjadi misteri terbesar dunia kripto.
Di sisi lain, CNF sebelumnya menyoroti spekulasi lain yang tidak kalah menarik. Mereka menyoroti keterlibatan awal Jack Dorsey dalam komunitas cypherpunk dan dunia kriptografi.
Tanggal-tanggal penting dalam sejarah Bitcoin bahkan disebut-sebut selaras dengan tonggak kehidupan pribadi Dorsey, yang memicu dugaan bahwa pendiri Twitter tersebut mungkin punya kaitan dengan sosok Satoshi. Coba bayangkan kalau benar, dunia teknologi akan melihat kisah yang lebih mengejutkan daripada fiksi apa pun.
Misteri Satoshi Kembali Menghangat
Lebih lanjut lagi, misteri Satoshi makin terasa hidup ketika sebuah email terakhir dari Nakamoto, yang sudah hilang selama 14 tahun, tiba-tiba muncul kembali di media sosial pada 23 April 2025. Email tersebut dibagikan oleh platform analitik Coingecko, memperlihatkan bahwa Satoshi secara resmi menyerahkan proyek Bitcoin kepada Gavin Andresen dan timnya.
Temuan ini memberikan sedikit gambaran mengapa sang pencipta memilih untuk mundur dari panggung utama, walau tetap menyisakan lebih banyak pertanyaan ketimbang jawaban.
Belum cukup sampai di situ, Jepang baru saja meresmikan patung penghormatan untuk Satoshi Nakamoto, bertepatan dengan lonjakan harga BTC yang menembus US$95.000. Patung itu menjadi lambang penghormatan terhadap inovasi yang berhasil mengguncang dunia keuangan tradisional. Seolah menguatkan bahwa siapa pun Satoshi sebenarnya, warisannya akan terus hidup.
Namun demikian, teori tentang asal-usul Satoshi kembali panas ketika, pada 25 April 2025, James Murphy, seorang pengacara kripto, mengajukan gugatan terhadap Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS).
Murphy mengklaim DHS sudah mengetahui identitas Satoshi sejak 2019 berdasarkan pernyataan seorang agen yang mengaku pernah bertemu langsung dengannya. Gugatan ini bertujuan untuk memaksa DHS membuka dokumen yang bisa menjadi kunci dari teka-teki bertahun-tahun ini.
Bukan cuma itu, spekulasi yang muncul semakin memperlihatkan bahwa dunia kripto memang tidak pernah kekurangan cerita menarik. Apakah Satoshi benar-benar AI dari masa depan seperti dugaan CZ, atau justru salah satu tokoh besar teknologi yang kita kenal hari ini? Atau, bisa jadi jawabannya tetap tersembunyi untuk selamanya, meninggalkan kita dengan satu misteri abadi di tengah dunia yang terus bergerak cepat.