- BitGo resmi memperoleh lisensi penuh dari VARA, memperkuat kiprahnya di kawasan Timur Tengah untuk layanan kustodian dan staking aset digital.
- BitGo memperluas layanannya lewat integrasi Lightning Network dan rencana pengajuan lisensi bank untuk sambungkan kripto ke sistem keuangan tradisional.
BitGo, penyedia layanan kustodian aset digital asal Amerika Serikat, akhirnya mengantongi lisensi operasional penuh dari Otoritas Regulasi Aset Virtual Dubai (VARA) untuk entitas BitGo Custody MENA FZE. Langkah ini langsung memperluas ruang gerak BitGo dalam menawarkan layanan kustodian aset virtual dan staking kepada investor institusional serta investor terakreditasi di Uni Emirat Arab (UEA).
Sebelumnya, BitGo baru mendapatkan persetujuan prinsip dari VARA pada Januari 2025. Kini, dengan status lisensi penuh, BitGo resmi menjadi bagian dari barisan pemain besar yang meramaikan sektor aset digital di kawasan tersebut.
Persaingan di UEA Semakin Ketat
Di sisi lain, BitGo tidak melenggang sendirian di UEA. Mereka akan bersaing ketat dengan nama-nama yang lebih dulu menancapkan kuku seperti Laser Digital, BitPanda, dan Komainu. Bahkan, beberapa bank lokal juga mulai menyiapkan layanan perdagangan dan kustodian kripto.
Coba bayangkan kalau semua pemain ini berlomba menggaet institusi besar, bisa-bisa persaingannya seperti pasar tradisional yang penuh tawar-menawar seru.
Namun demikian, BitGo tampaknya datang dengan modal lebih dari sekadar nama besar. Baru-baru ini, BitGo dinobatkan sebagai platform staking terbesar di dunia, dengan total nilai terkunci (TVL) mencapai US$48 miliar. Angka ini tentu memberi mereka kartu truf dalam menarik calon klien yang ingin asetnya dikelola oleh tangan yang sudah terbukti.
Lebih lanjut lagi, BitGo juga aktif memperluas cakupan layanannya. Pada 18 April 2025, mereka mengumumkan kemitraan dengan penyedia infrastruktur Lightning, Voltage. Kerja sama ini memungkinkan BitGo menyediakan dukungan pembayaran Bitcoin melalui Lightning Network, yang dapat memangkas waktu dan biaya transaksi hingga 90% dibandingkan transfer Bitcoin biasa.
Bukan cuma itu, fitur ini juga membuka jalan bagi pembayaran stablecoin real-time dengan memanfaatkan infrastruktur Bitcoin yang sudah ada.
Ambisi BitGo Tak Berhenti di Situ
BitGo juga disebut-sebut sedang mempertimbangkan untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada paruh kedua 2025. Kabar ini menyeruak sejak Februari lalu, ketika perusahaan dikabarkan tengah berdiskusi dengan beberapa penasihat keuangan.
Meski belum ada keputusan final, potensi IPO ini menjadi sinyal kuat bahwa BitGo memang berencana mengokohkan posisinya di tingkat global. Apalagi, valuasi terakhir mereka mencapai US$1,75 miliar setelah berhasil mengumpulkan US$100 juta dari investor pada 2023.
Di luar urusan lisensi dan ekspansi, BitGo juga memperlihatkan komitmennya dalam menghubungkan dunia kripto dengan sistem keuangan tradisional. CNF melaporkan bahwa BitGo, bersama Circle, tengah mempersiapkan pengajuan lisensi bank untuk memperluas jangkauan layanan mereka.
Sementara itu, pada 26 Maret 2025, BitGo mengumumkan kolaborasi strategis dengan platform investasi Republic.
Melalui kemitraan ini, mereka ingin memperluas akses investasi ekuitas swasta kepada semua kalangan, bahkan individu non-akreditasi, dengan produk unggulan seperti Hamilton Lane Private Infrastructure Fund yang bisa diakses hanya dengan modal US$500. Infrastruktur kustodian BitGo pun menjadi fondasi keamanan bagi seluruh transaksi tersebut.
Belum berhenti sampai di situ, pada 25 Februari 2025, BitGo juga mencatatkan pencapaian lain dengan mendukung 80 dari 100 aset digital teratas, termasuk Bittensor (TAO). Ini adalah langkah yang tidak hanya memperkaya portofolio mereka, tetapi juga memperlihatkan kesiapan BitGo menghadapi kebutuhan pasar kripto yang terus berkembang.