- Penurunan tajam Bitcoin ke level terendah tiga bulan didorong oleh kekhawatiran ekonomi makro, termasuk tarif perdagangan AS yang baru dan penurunan yang lebih luas dalam aset berisiko.
- Pengawasan regulasi, termasuk penyelesaian OKX senilai US$500 juta, telah meningkatkan kewaspadaan investor, membuat pemulihan BTC jangka pendek menjadi tidak pasti, tetapi mungkin terjadi jika kondisinya membaik.
Turun dari US$95.930 menjadi US$86.010 antara 24 Februari dan 25 Februari 2025, harga Bitcoin telah menurun tajam, menandai penurunan 10,7% dan level terendah sejak November 2024.
Selain pembaruan CNF hari ini yang menyoroti bahwa Standard Chartered memprediksi lebih banyak kerugian untuk Bitcoin, penurunan mendadak ini telah menghasilkan lebih dari US$760 juta dalam likuidasi jangka panjang dengan leverage.
Seiring dengan tembusnya level support kritis Bitcoin di US$90.000 dan meningkatnya kekhawatiran tentang keberlanjutan kenaikannya, menurut CoinMarketCap, Bitcoin (BTC) saat ini diperdagangkan di US$88.216, mencerminkan penurunan 0,97% pada hari lalu dan penurunan 8,38% selama seminggu terakhir. Lihat grafik harga BTC di bawah ini.
Sementara itu, saham-saham yang terkait dengan kripto juga mengalami penurunan, dengan MicroStrategy (MSTR) turun 11,41%, menurut laporan terbaru dari Barron’s:
Saham-saham kripto lainnya juga jatuh: Pertukaran kripto Coinbase Global telah turun 7,4% dan platform perdagangan Robinhood Markets telah merosot 10,4%.
Faktor Ekonomi Makro Membebani Bitcoin
Seperti yang dilaporkan sebelumnya oleh CNF, harga Bitcoin telah menunjukkan sensitivitas terhadap peristiwa politik global, termasuk upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump. Demikian pula, ketidakstabilan ekonomi dan kebijakan perdagangan telah berdampak signifikan terhadap pasar.
Salah satu faktor utama yang mendorong aksi jual baru-baru ini adalah meningkatnya kekhawatiran investor terhadap stabilitas ekonomi global.
Tarif perdagangan baru Presiden AS Donald Trump-yang mencakup tarif 25% untuk impor dari Kanada dan Meksiko dan tarif 10% untuk barang-barang Tiongkok mulai bulan Maret-telah memicu kekhawatiran akan perlambatan ekonomi. Akibatnya, para investor menarik diri dari aset-aset berisiko seperti Bitcoin.
Tekanan Regulasi dan Pasar Menambah Aksi Jual
Di luar ketidakpastian ekonomi makro, tindakan regulasi telah meningkatkan tekanan jual. Penyelesaian senilai $500 juta baru-baru ini antara bursa mata uang kripto OKX dan Departemen Kehakiman AS telah meningkatkan pengawasan regulasi terhadap industri ini.
Laporan menunjukkan bahwa OKX memfasilitasi miliaran transaksi yang meragukan, yang selanjutnya memicu kekhawatiran atas aktivitas keuangan ilegal dan membuat investor institusional lebih berhati-hati.
Apakah Pemulihan Bitcoin Sudah di Depan Mata?
Terlepas dari sentimen bearish, para analis percaya bahwa Bitcoin dapat pulih jika kondisi ekonomi stabil dan ketidakpastian regulasi berkurang. Beberapa ahli berpendapat bahwa jika bank sentral memperkenalkan langkah-langkah stimulus untuk menangkal risiko resesi, kelangkaan Bitcoin dan resistensi terhadap sensor dapat menghidupkan kembali minat investor.
Namun, apakah BTC dapat merebut kembali level US$95.000 dalam beberapa minggu mendatang masih belum pasti, sehingga komunitas harus terus memantau perkembangan pasar.